Bagikan

Efek Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Si Kecil

Diupload pada 9 April 2019, 08:17 AM Smart Parenting
Efek Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Si Kecil

Pola asuh otoriter yang mengedepankan perintah satu arah dan tidak mendengarkan pendapat anak, banyak dipilih karena dianggap efektif untuk mendisiplinkan anak. Bagi mereka, disiplin harus dipaksakan agar terbiasa. Terkadang, hukuman dijadikan cambuk agar Si Kecil mau menuruti keinginan orangtua.

Tapi sayang, pola asuh ini dianggap negatif untuk anak-anak zaman sekarang, dan menimbulkan banyak dampak buruk bagi mereka, beberapa diantaranya adalah :

Anak Jadi Agresif

Seperti dijelaskan di atas, untuk menerapkan pola asuh ini terkadang orangtua harus tega memberikan hukuman pada Si Kecil, termasuk memberikan hukuman fisik, seperti mencubit, menjewer hingga memukul (meskipun tidak sampai melukai Si Kecil).

Tapi sayang, karena terbiasa dididik dengan cara keras, akan membuat Si Kecil terbiasa dengan kekerasan dan mereka pun akan cenderung agresif pada orang lain, terutama teman-temannya.

Tidak Punya Inisiatif

Karena terbiasa dengan komunikasi satu arah, Si Kecil akan sulit untuk mengungkapkan ide-idenya. Bahkan mereka cenderung tidak punya ide sama sekali.

Ini jelas buruk Smart Mom, karena inisiatif merupakan bagian dari kreatifitas untuk mendukung tumbuh kembangnya. Selain itu, inisiatif pun akan membentuk Si Kecil jadi pemimpin kelompok yang penuh dengan gagasan positif, baik dalam permainan atau dalam menyelesaikan permasalahan saat bermain.

Tingkatkan Risiko Stres

Sudah jadi sifat dasar anak-anak untuk mencoba hal baru untuk menujang tumbuh kembangnya. Tapi sayang, dalam pola asuh otoriter ini Si Kecil tidak bisa bebas melakukan apa yang diinginkannya.

Kondisi inilah yang akan membuat Si Kecil rentan stres dan depresi. Bahkan bukan tidak mungkin Si Kecil akan membenci dirinya sendiri karena dia tidak mampu mengungkapkan keinginannya, dan membenci keluarganya yang terlalu mengekang keinginannya.

Si Kecil Tidak Bahagia

Dr. Mai Stafford, peneliti tumbuh kembang anak dari University College London, Inggris, menjelaskan jika pola asuh ototriter sangat membatasi kreatifitas anak, dan membuat mereka sulit untuk belajar berpendapat. Mereka seolah tumbuh hanya untuk menurut.

Kondisi inilah yang membuat anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter, akan cenderung tumbuh dengan tekanan, dan tidak ada kebahagiaan bagi mereka. Tingkat kepuasan terhadap keluarga pun sangat rendah, sehingga kondisi ini akan membuat tumbuh kembang Si Kecil jadi tidak maksimal.

Dengan segala dampak buruk yang ditimbulkannya, sebaiknya Smart Mom tidak mengaplikasikan pola asuh ini. Semoga bermanfaat!


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies