Bagikan

Perbandingan Pendidikan Anak Dulu dan Sekarang, Mana yang Lebih Baik?

Diupload pada 2 October 2017, 06:58 AM Smart Parenting
Perbandingan Pendidikan Anak Dulu dan Sekarang, Mana yang Lebih Baik?

Tidak hanya pola asuh, dunia modern pun telah menggeser pola pendidikan di negara kita. Misal, saat anak-anak terlambat datang ke sekolah, ada hukuman serius yang memberikan efek jera. Misal, dilarang masuk ke sekolah hingga hukuman membersihkan area sekolah.

Selain itu, masih banyak perbedaan lainnya antara pendidikan zaman dulu dan pendidikan zaman sekarang, beberapa diantaranya adalah:

Orientasi Pendidikan

Orientasi pendidikan zaman dulu lebih mengarah kepada pembangunan etika dan ahlak yang mulia. Nggak percaya? Lihat saja, apakah pernah melihat anak zaman sekarang yang berbaris di depan kelas saat menyambut kedatangan gurunya?

Sekarang, dunia pendidikan lebih menonjolkan kurikulum sebagai bahan persiapan menghadapi persaingan global. Bahkan saat ini, kecerdasan dan prestasi merupakan dua hal yang paling dikejar.

Institusi Pendidikan

Walaupun nggak semuanya, tapi kebanyakan institusi pendidikan zaman dulu lebih mementingkan pendidikan ketimbang materi.

Sementara zaman sekarang, baru masuk saja sudah banyak biaya yang harus dibayar oleh Smart Mom, itu belum termasuk sumbangan sukarela dan biaya-biaya lainnya yang cukup memberatkan bagi beberapa orangtua. Tapi ingat, hal ini tidak berlaku di semua sekolah!

Tenaga Pendidik

Zaman dulu kebanyakan orang bercita-cita jadi guru karena ingin mencetak generasi yang lebih unggul. Dengan kata lain, tujuan utama mereka adalah mengabdikan diri. Wajar jika sosok guru tidak hanya dihormati dan dihargai murid, tapi orangtua murid dan masyarakat pun sangat menghormati guru.

Bandingkan dengan zaman sekarang, Smart Mom mungkin akan kesulitan saat diminta mencari sosok Guru Oemar Bakri seperti yang digambarkan dalam lagu Iwan Fals.

Orangtua terlibat

Zaman dulu, orangtua benar-benar menitipkan anaknya ke pihak sekolah, mulai dari pendidikan hingga hukuman yang diberikan saat anak bertindak indisipliner. Si sisi lain, orangtua hanya mendorong anak-anak untuk bersekolah dan membiayainya.

Sekarang, orangtua dituntut untuk lebih aktif dan ikut terlibat langsung dalam proses pendidikan, salah satunya adalah dengan adanya Komite Sekolah, Komite Orangtua atau sebutan lainnya.


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies