Bagikan

Apa Smart Mom Sudah Tahu Mitos & Fakta Seputar Autisme Ini?

Diupload pada 2 October 2017, 07:27 AM Smart Life
Apa Smart Mom Sudah Tahu Mitos & Fakta Seputar Autisme Ini?

Tentu saja sebagai orangtua kita ingin melahirkan anak yang normal. Namun, beberapa orangtua diberi tanggung jawab lebih sebagai orang tua dengan anak yang mengalami sindrom autisme. Smart Mom pun pasti sering mendengar banyak mitos tentang anak autis.

Agar semakin mengenal tentang sindrom autisme, berikut merupakan beberapa mitos dan fakta tentang anak autis yang wajib Smart Mom ketahui.

Hanya anak laki-laki yang mengalami autisme

Banyak orang yang meyakini jika autisme hanya menimpa kepada anak laki-laki saja. Hal ini diperkuat dengan kenyataan dimana mayoritas anak autis berjenis kelamin laki-laki.

Walaupun begitu, jelas mitos ini tidak bisa dibenarkan. Bagaimanapun juga, sindrom autisme bisa menimpa siapa saja, tanpa memandang gender, etnis, suku, kelompok umur dan lainnya. Dengan kata lain, anak perempuan pun bisa mengalami autisme.

Ada obat yang bisa sembuhkan autisme

Banyak yang meyakini jika autisme bisa disembuhkan dengan konsumsi obat-obatan tertentu, dari mulai obat-obatan medis hingga obat tradisional.

Faktanya, hingga saat ini dunia medis belum menemukan obat yang dimaksud. Hingga saat ini, penanganan autisme hanya berupa terapi yang dilakukan untuk membantu mereka agar cepat beradaptasi dengan lingkungan, bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-temannya.

Semua anak autis jenius

Anak autis disebut-sebut memiliki fokus dan kemampuan logika yang lebih baik. Bahkan beberapa diantaranya masuk dalam kategori anak yang jenius.

Lagi-lagi mitos ini kurang tepat. Tidak semua anak dengan autisme memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik. Bagaimanapun juga, kemampuan kognitif seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama makanan, pendidikan, stimulasi dan lingkungan. Hal ini berlaku juga untuk anak autis.

Autisme disebabkan karena imunisasi yang gagal

Ada mitos yang menyebut autisme disebabkan karena imunisasi yang gagal. Bahkan hal ini didukung juga oleh pernyataan beberapa pakar yang menyebut imunisasi bisa menyebabkan autisme.

Faktanya, penelitian yang dilakukan Institute of Medicine pada Agustus 2011 silam, menyebut jika imunisasi tidak berhubungan dengan autisme. Bahkan penelitian ini didukung juga oleh lebih dari 1000 penelitian  yang menyatakan hal serupa.


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies